Pembinaan Akademik Multibudaya
Komitmen IPB mengenai Education for Everyone yang dicanangkan sejak tahun 1973 telah melahirkan sistem penerimaan tersebut. Dalam tulisan Prof. H. Andi Hakim Nasution (Rektor IPB tahun 1978-1987) dalam buku beliau yang berjudul Pola Induksi Seorang Eksperimentalis dikemukakan bahwa untuk menemukan calon mahasiswa yang berbakat dari suatu lingkungan luas yang beragam (Indonesia), yang pertama harus ditemukan adalah mereka yang cerdas. Menurut Nasoetion (2002) calon mahasiswa seperti tersebut diatas dapat ditemukan dari mereka yang prestasinya di sekolah cukup tinggi. Namun ukuran prestasi itu di Indonesia sangat beragam. Oleh sebab itu penilaian prestasi harus dibandingkan terhadap keadaan lingkungan yang sama.
Di Indonesia, kualitas pendidikan masih sangat beragam antar provinsi serta antar daerah di satu wilayah provinsi. Seringkali juga dilaporkan masih ada daerah yang karena keterbatasan sarana transportasi dan sarana penunjang lain sehingga belum memiliki sekolah menengah umum. Dengan kendala yang sama, kesempatan bagi mahasiswa daerah untuk mengikuti ujian masuk perguruan tinggi menjadi semakin kecil dan kemungkinan diterimanya juga kecil. Hal tersebut merupakan pemicu IPB untuk mengembangkan metode seleksi berdasarkan local performance dari sekolah menengah umum di Indonesia (Nasoetion, 2002).
Keragaman mahasiswa IPB tidak hanya berdasarkan tempat asal mereka, tetapi juga latar belakang sosial, budaya, dan kondisi ekonomi. Keadaan ini perlu disikapi antara lain dengan mempersiapkan mahasiswa untuk siap menghadapi berbagai keragaman tersebut sejak mereka masuk IPB. Bimbingan dan konseling perlu diberikan kepada mereka bila ada masalah yang dihadapi. Budi pekerti mahasiswa perlu dibina untuk mendidik mereka menjadi manusia yang bermoral baik dan berdisiplin. Kesulitan ekonomi yang mereka hadapi perlu dibantu dengan upaya pemberian dan pencarian sumber beasiswa secara terus menerus. Kesadaran untuk hidup sehat perlu terus dibina untuk menunjang keberhasilan mereka selama melaksanakan pendidikan di IPB.
Di IPB, kegiatan akademik bagi mahasiswa baru dipusatkan di kampus IPB Dramaga. Pada awal belajar di IPB mahasiswa akan diberikan ilmu-ilmu dasar pada Program Pendidikan Tingkat Persiapan Bersama atau saat ini dikenal Pendidikan Kompetensi Umum (PKU). Mahasiswa terlebih dahulu harus menguasai bidang ilmunya dan tahu bagaimana caranya mengembangkan ilmu yang akan diperolehnya. Oleh karena itu, mahasiswa harus berhasil mengikuti semua mata kuliah ilmu dasar yang mendasari ilmu-ilmu terapan yang diperlukan dalam bidang ilmunya.
Dalam upaya menghadapi berbagai karakter emosional dan kultur yang berbeda-beda, Asrama mahasiswa IPB bekerjasama dengan Direktorat Pendidikan Kompetensi Umum melakukan Program Pembinaan Akademik dan Multibudaya (PPAMB) kepada penghuni asrama mahasiswa IPB tingkat I. Program ini bertujuan menciptakan atmosfer yang kondusif bagi pengembangan intelektual, kepribadian, minat-bakat dan solidaritas mahasiswa sebagai generasi penerus yang memegang kebenaran dan memahami kemajemukan.
Empat Pilar Pembinaan Akademik dan Multibudaya
- Pilar pertama adalah kegiatan akademik, wawasan dan multibudaya
- Pilar kedua adalah kegiatan pembinaan minat dan bakat
- Pilar ketiga adalah kegiatan pembinaan karakter, mental dan spiritual
- Pilar keempat adalah kegiatan pengembangan sumberdaya manusia
Strategi pelaksanaan kegiatan program pembinaan akademik multibudaya dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu Tahap Pengenalan yang dilaksanakan pada bulan Juli - Agustus, Tahap Penguatan Karakter pada bulan September – Januari dan Tahap Pengembangan Diri Februari – Juni.